Tuesday, June 25, 2019

FRIENDZONE (Zona Teman yang Nyaman Berubah Jadi Cinta)


            Yang telah pergi akan terasa sangat berarti setelah tiada atau lebih tepatnya telah terpisah jauh oleh jarak. Semua kenangannya hanya bisa dikenang sebagai kisah yang indah, namun kita tak pernah tau kapan waktu temu itu akan tiba. Tapi aku percaya akan ada sebuah keajaiban yang tak pernah direncanakan, sebuah hal indah yang akan terus ku nantikan kapapun itu. Aku Fanya dan aku yakin itu.
********
            Siang itu aku berangkat dari kota ku Bengkulu menuju ke Magelang, Jawa Tengah untuk liburan bersama keluargaku karena mendapatkan libur kerja. Aku mengunjungi rumah nenekku yang berada disebelah rumahku disana. Aku senang bila datang kesana karena pemandangan yang indah, asri, sejuk, serta sapaan dan senyuman penduduk yang ramah. Disana aku merasakan sebuah kehidupanku yang tanpa beban, aku teramat sangat bahagia.
            Aku tiba dikampungku ini petang hari dengan selamat. Disini juga ada kakakku yang sedang bekerja,dialah yang menemaniku menjelajahi kampung tercinta ini, padahal aku sudah sedikit ingat sih jalan-jalan disini hehehe.
            Malamnya setelah aku beristirahat sejenak, kakakku mengajak aku untuk mencari makanan di pinggiran jalan.
Kakakku           : “mau makan apa kamu ?”
Aku                  : “masa lupa sih, aku kalo kesini ya makan bakso ehee”.
Kakakku           : “oh iya, yaudah kita ketempat biasa aja”.
Aku                  : “oke kakk”.
Kami pergi dengan mengendarai sepeda motor, keadaan disepanjang perjalanan sangat ramai namun jauh dari kata macet ya. Tak lama kemudian kami pun tiba. Kami segera memesan makanan dan menyantapnya. Setelah kenyang kami pulang kerumah untuk beristrahat.
            Keesokan harinya, aku bangun pagi untuk membantu membersihkan rumah dan menyapu halaman. Ketika menyapu halaman aku melihat seseorang yang tak asing bagiku, aku segera masuk dan bertanya kepada om dan pak de ku.
Aku                  : “eh om, pak de itu siapa ya? kayanya aku gak asing gitu”.
Pak de              : “oalah itu toh si Randi”.
Aku                  : “Randi cucunya kakek itu ya pak de ?”.
Om                   : “iyaa,masa gak tau sih kan dulu pernah main bareng”.
Aku                  : “oalah kok sekarang bisa ganteng gitu ya”.
Pak de              : “ya iyalah, dia kan tinggal di jakarta”.
Aku melanjutkan menyapu halaman dan segera mandi. Setelah mandi kami makan bersama di rumah. Selesai makan aku duduk di teras rumah untuk menikmati keasrian kampungku ini. Tiba-tiba Randi yang sedang lari pagi menghampiriku, aku kaget dan terdiam. Siapa sangka seorang pemuda tampan campuran jawa dan cina ini datang dihadapanku.
Randi               : “eh kamu Fanya kan?, udah lama kita gak ketemu ya kamu udah cantik aja.”
Aku                  : “cantik darimananya, kamu kok inget aku ya aku aja rada-rada lupa gitu”.
Randi               : “iyalah akukan udah ganteng sekarang, pantes aja gak inget ehee”.
Aku                  : “masih aja sipit gitu kok heheheh maap bercanda dong”.
Randi               : “temenin aku yuk jalan-jalan, kamu baru sampai sini juga kan?
Aku                  : “iya sih, aku juga rencananya mau jalan-jalan.Yaudah kamu mandi aja dulu”.
Randi               : “yaudah nanti aku jemput disini ya”
Tak lama kemudian, Randi datang menjemputku dan mengajak aku menjelajahi tempat wisata disini. Awalnya aku agak canggung sih karena baru ketemu lagi pas udah besar gini, tapi lama-lama terbiasa juga. Selama di perjalanan kami saling berbagi cerita. Aku yang telah menjadi seorang pekerja kantoran sementara Randi yang sedang mengeluti kemampuannya dibidang atlet bulu tangkis. Ia telah meraih berbagai macam penghargaan dan juga ia adalah seorang pembisnis, siapa yang tak kagum dibuatnya. Selain tampan ia juga memiliki karir yang bagus. Sungguh perjalanan ini terasa sangat menyenangkan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk bertemu. Setiap mengunjungi tempat wisata kami selalu berfoto bersama dan tak canggung juga untuk makan bersama. Perjalanan kami akhiri untuk hari ini dan akan kami lanjutkan besok karena hari sudah sore.
Tiba-tiba ada pesan whatsaap masuk di handphone ku, ternyata itu Randi. Aku bingung darimana ia mendapatkan nomorku, aku tak terlalu memikirkan hal itu. Randi mengucapkan terima kasih kepadaku karena mau menemaninya. Aku tak keberatan sama sekali karena tujuan kami sama, lagipula kami sudah berteman sejak kecil jadi aku biasa-biasa saja. Besoknya ia malah mengajak aku untuk pergi ke timezone sekaligus menemai ia latihan bulu tangkis di Gor Djarum,Magelang. Aku menerima ajakannya, lagipula aku juga ingin tau seberapa hebatnya dia dalam bermain bulu tangkis itu, ehee.
Esok harinya, randi menjemputku dan meminta izin kepada keluargaku. Kami langsung pergi ke tempat tujuan. Diperjalanan aku memperhatikan Randi, ternyata ia adalah orang yang baik, ramah, pintar dan tidak sombong lagi, buktinya dia masih ingat aku padahal aku sedikit lupa, ehee. Eh, tak terasa udah sampai di mall, kami segera bermain disana. Randi dan aku sepakat untuk bermain sama-sama,agar kita bisa ketawa-ketawa bareng gitu.
Randi               : “eh main tangkep boneka itu yuk, aku juaranya loh”.
Aku                  : “gak percaya aku, hebatan aku kali huuu”.
Selang beberapa menit kemudian,
Randi               : “nah ini buat kamu”(kata Randi sambil memberikan aku lima boneka sekaligus).
Aku                  : “beneran jago ya, belum juga lama. Makasih ya”.
Setelah berjam-jam aku dan Randi keluar dari Mall sambil tertawa bersama, tanpa sadar Randi ingin merangkulku, namun aku segera menepisnya mungkin karena Randi terlalu bahagia kali ya. Untung tidak jadi, hal itu saja sudah membuat aku salah tingkah. Aduhh malunya. Tanpa berpikir pusing kami segera melanjutkan perjalanan ke Gor tempat Randi latihan bulu tangkis.
            Tibalah kami di gedung latihan Randi, gedungnya besar sekali, bersih dan rapi. Katanya Gor ini juga sering digunakan untuk tournament Internasional. Kami berfoto didepannya sebagai kenang-kenangan juga, ehee. Kami masuk dan mencari lokasi latihan Randi.
Randi               : “kamu jangan liatin aku terus ya, nanti aku salah tingkah lagi, ehee”.
Aku                  : “halah sama aku juga kenapa harus malu, udah sana buruan”.
Randi               : “bercanda kali, yaudah aku kesana dulu”.
Ketika Randi udah mulai bermain, aku perhatikan dia memang hebat sih, tidak salah kalo ia mau jadi atlet juga. Mainnya juga bagus, profesional. Gantengnya nambah kalo lagi main, beneran deh. Kalo udah istirahat mainnya, aku kasih minum sama handuk aja ke Randi, ambil dari tasnya soalnya dia yang bawa, hehehe. Bajunya basah semua loh, jadi dia langsung ganti bajunya itu. Kalo atlet gitu ya mainnya, sudah seperti mandi aja basah semua sampai berucuran keringatnya. Kalo aku main sama Randi pasti kalah, sudah dipastikan.
            Kurang lebih sudah tiga jam Randi bermain bulu tangkis, ia melihat kearahku yang sudah sedikit jenuh ini, ehee. Randi berhasil menang loh walaupun baru latihan saja tapi aku udah seneng apalagi dia ya, gara-gara itu aku tidak jenuh lagi. Randi izin mau ke toilet buat ganti baju dan bersih-bersih, sementara aku duduk di kursi penonton sambil main handphone. Setelah lama tungguin Randi, akhirnya dia datang juga.
Randi               : “maaf lama ya Fanya”.
Aku                  : “ah gak kok santai aja lagi”.
Randi               : “kita cari makan yuk”.
Aku                  : “yaudah ayo”.
Kami segera masuk mobil dan meninggalkan tempat itu untuk mencari makan malam. Diperjalanan aku memilih untuk makan nasi goreng yang hanya bisa aku makan di Magelang ini dan Randi juga mau makan mie godok, mi khas daerah sini juga. Tak berapa lama kami menemukannya. Kami memesannya untuk segera disantap. Selesai makan kami langsung pulang dan Randi langsung mengantarkan aku pulang.
*****

Hari terus berganti, tak terasa sudah seminggu kami berkeliling didaerah ini. Selama itu aku merasakan hal aneh terhadap Randi, apakah aku menyukainya? Rasanya tak pantas saja, mungkin aku hanya terbawa perasaan saja karena selama ini kami selalu bersama padahal itu hal yang biasa saja. Aku saja yang terlalu aneh kali ya, ehee. Selama ini juga aku tau Randi yang sebenarnya, ia orang yang sederhana, suka bercanda dan juga aku pernah masakkin dia telur dadar pakai daun bawang gitu karena katanya itu makanan kesukaannya, tapi waktu itu garamnya kebanyakan terus asin gitu, eh tapi dia tetap makan dan dia bilang gini, “ini tetep enak walaupun asin, tapi tetep aku makan kok aku mau habisin malah”aku langsung baper, dasar aku.
Kami sering lari pagi juga selama ini, ya walaupun aku tidak sekuat dia tapi setidaknya aku olahraga. Kami juga sering naik sepeda bareng, aku diboncengin lagi sama Randi. Seru banget deh pokoknya, soalnya aku orang yang sangat cuek tapi semejak ada Randi aku ketawa terus, ehee. Sampai keluarga kami bilang kalo kami pacaran, padahalkan bukan. Mungkin kami terlalu dekat kali ya.
Esok harinya keluargaku ingin jalan-jalan ke Yogyakarta, aku bilang ke Randi kalo dia mau ikut apa tidak, eh Randinya mau ikut ternyata. Dimobil Randi duduk disebelah aku, aku selalu disebelah kanan jendela biar bisa melihat pemandangan. Awalnya canggung disebelah Randi, mau suruh dia pindah kurang enak aja, jadi yasudahlah. Perjalanan kami cukup lama jadi kalau ketiduran itu udah pasti, tapi aku menjaga agar tidak tidur.
Setibanya dilokasi wisata, kami berfoto ria sambil makan-makan bersama disana. Memang tujuan utama kami kesini ya untuk liburan, jadi kami puas-puasin liburannya. Randi terlihat tersenyum bahagia bersama kami. Aku selalu merasa senang berada di dekat Randi, keluargaku memang sudah mengenal Randi jadi mereka percaya bahwa Randi tak akan berbuat jahat. Ini adalah liburan yang jauh dari bayanganku, tapi menyenangkan.
Setelah seharian kami bersenang-senang dan mengelilingi kota Yogyakarta, akhirnya kami segera melanjutkan perjalanan pulang. Lagi-lagi Randi duduk disampingku, padahal aku ingin sekali tidur. Namun di perjalanan tanpa sadar aku tertidur dan kepalaku bersandar dibahu Randi, aku tak tau apakah saat itu Randi tertidur juga atau tidak. Karena aku selalu memeluk bantal guling sebelum tidur jadi aku memegang tangan Randi dengan erat tanpa sadar. Akupun kedinginan pada saat itu, dengan spontan Randi menyelimutiku dengan jaketnya. Setelah lama aku terbangun dan kaget melihat semua itu, aku melihat keadaan apakah Randi tertidur atau tidak, aku harus menunggu Randi tertidur untuk merubah posisiku ini. Aku malu apabila Randi tidak tidur, pada akhirnya Randi tertidur dan aku mulai bergerak untuk merubah posisiku. Akhirnya aku bisa juga, dan membiarkan Randi tertidur sendiri. Akhirnya kami sampai dirumah pada malam harinya.
Keesokan harinya Randi datang menemuiku dan mau izin untuk pulang ke Jakarta. Entah kenapa pada saat itu aku merasa sangat berat hati melepas Randi.
Randi            : ”Fanya, terima kasih karena telah menemaniku berlibur disini dan juga telah membuat aku bahagia setiap harinya.”
Aku               : ”oh iya aku juga berterima kasih ya, kamu udah ajak aku juga ehee”.
Randi            : ”aku juga berat buat ninggalin kamu, tapi harus gimana lagi, aku juga udah mulai suka sama kamu Fanya, kamu menyenangkan sekali”.
Aku               : “ahh, yang bener aja kamu Randi ada-ada aja”.
Randi            :“aku seriuslah Fanya, secepatnya aku akan kembali, aku akan menghubungimu lagi ya, kamu baik-baik ya. Setidaknya kamu udah tau perasaanku yang sebenarnya ke kamu ya”.
Aku             : “aku juga merasakan hal yang sama, tapi aku tak berharap banyak. Kamu baik-baik juga ya disana”.
Randi              : “yaudah aku pergi dulu ya, Fanya”.
Aku                 : “iya, hati-hati ya Randi”.
            Sejak kepergian Randi ke Jakarta, hari-hariku tak seceria dulu ketika bersamanya. Untuk saling berkirim pesanpun sudah jarang, aku mengerti kesibukannya. Dia juga pernah bilang kalo dia jarang buka handphone soalnya sibuk latihan dan kerja lagipula biar lebih fokus. Aku menyikapinya dengan dewasa, kabarnya adalah hal yang paling bahagia yang aku tunggu-tunggu walaupun itu hanya sekedar ketikan huruf. Namun aku percaya suatu keajaiban, dan bila kami berjodoh cepat atau lambat kami akan bertemu, kapanpun itu. Setidaknya aku amat sangat bahagia bisa mengenalnya, walaupun hanya bertemu dalam waktu singkat, namun setiap harinya sangat berarti untuk saat ini. Aku akan menunggu semampuku kapan kau akan kembali menemuiku dan berbahagia bersama lagi.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BERSAMBUNG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 

Monday, February 11, 2019

Cerpen Singkat (Jodohku)



Angin hanya bisa menghampiri sejenak lalu pergi tanpa pamit. Aku tak ingin kau seperti angin itu. Aku ingin kau menetap disini bersamaku selamanya. Bukan hanya sekedar menghampiri namun berjuang bersama hingga ke surga nanti.    
Tahun ajaran baru dimulai, ketika itu aku Syafa Azzahra baru masuk SMA setelah melalui beberapa proses yang melelahkan. Ya, kala itu mengikuti ekstrakulikuler adalah suatu kewajiban, sehingga pada saat itu aku memilih ekstrakulikuler keagamaan atau RISMA.  Setelah diterima menjadi anggota, aku mulai aktif mengikuti kegiatan RISMA tersebut. Hingga pada saat itu, RISMA menyelenggarakan pemilihan kepengurusan yang baru dan semua anggota harus ikut berpartisipasi.
Pertemuan berikutnya, kami di bagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kakak senior yang memimpinnya. Untungnya aku bersama temanku dalam satu kelompok, namanya Fanya. Saat itu adalah agenda wawancara, aku dan Fanya sangat ketakutan karena kami gugup ketika di tanya oleh kakak senior nantinya. Kami pun mondar-mandir ke toilet sambil mencuci muka. Di dalam toilet kami berdiskusi melontarkan rasa ketakutan kami. Maklum aku sendiri adalah orang yang pendiam jadi ya begitulah. Di regu kami ada dua orang laki-laki dan empat orang perempuan, Iqbal, Zidan,Marsya, Melia,Fanya dan aku sendiri. Kami duduk membentuk lingkaran sambil berkenalan. Zidan memperkenalkan dirinya kepada kami, dan ternyata dia sedikit pemalu hingga terus menundukkan pandangannya, beda dengan Iqbal yang tak tau malu hehehe. Tak lama setelah itu, kakak senior keluar untuk memanggil satu persatu anggota untuk di wawancarai. Aku tambah deg-degan , tanganku dan Fanya berkeringat. Terdengar bahwa nama Fanya dipanggil mendahuluiku, ia langsung masuk. Beberapa menit kemudian ia keluar dengan rasa lega,
“tak menakutkan Zahra, percayalah padaku”, kata Fanya sambil tersenyum.
“semoga saja ya, hehehe”, jawabku.
Sesi wawancarapun telah usai, kami dipersilahkan untuk istirahat. Rasanya lega dan menyenangkan. Setelah itu kami melaksanakan rangkaian kegiatan lainnya higga sore hari.
            Keesokan harinya, aku menjalani kegiatan belajar seperti biasa disekolah dan berkumpul bersama anggota RISMA ketika pulang sekolah. Berjalan hampir satu tahun aku mengikuti ekstrakulikuler itu. Tiba-tiba sepulang sekolah, ada dua orang perempuan yang aku kenali yaitu Flo dan Mira menghampiri kelasku, spontan saja aku kaget akan hal itu. Mereka berdua mengatakan hal yang aneh,
            “Zahraaaaaaaaaa........”,teriak Flo dan Mira kepadaku.
            “ada apa kalian datang teriak-teriak begini?”,tanyaku heran.
            “Zidan suka sama kamu Zahra”,kata Flo dan Mira.
            “Zidan siapa?”, tanyaku lagi.
            “Itu anak kelas kami”, jawab Flo dan Mira.
Aku kaget mendengar hal itu, sebab kami tak saling kenal dan dia bisa menyukaiku. Sesaat aku teringat bahwa kami pernah satu regu. Dalam hati aku berkata,
            “hah, kok bisa sih suka sama aku?, dan kok ada ya yang suka sama aku ya?.”
Zidan sebenarnya tidak tau kalo aku sudah mengetahui perasaannya padaku, sehingga aku biasa saja. Hanya saja rasanya aneh sebab dia adalah seorang anak yang super alim, setiap istirahat dia langsung ke masjid untuk sholat dhuha, ketika waktu Dzuhur dia langsung ke masjid untuk mengumandangkan adzan begitupula ketika Ashar, bergaulanya pun di masjid bersama teman-temannya. Zidan tidaklah tampan, namun wajahnya bersinar karena sering beribadah. Dan kabarnya ia adalah seorang hafiz quran. Masyaallah, aku tak yakin ia benar menyukaiku sebab aku jauh berbeda darinya, hijabku pendek bahkan sering aku selempangakan ke kanan atau ke kiri, hijabku juga sering aku lepas dan pasang, pakaian ku sama sekali belum syari masih menggunakan jeans. Lalu bagaimana bisa ia menyukaiku, rasanya aku tak pantas. Ia lebih pantas untuk mereka yang berpakaian syari dan sejenis dengan kepribadian Zidan.
            Jika aku pergi ke masjid, pasti dia selalu ada disana dan menundukan pandangannya. Aku pura-pura tak tahu semuanya, sebab siapa tau pernyataan Flo dan Mira waktu itu salah jadi aku biasa saja, toh orang seperti Zidan pastilah tidak ingin pacaran bukan. Aku sangat menghargainya, sebab laki-laki seperti Zidan sangatlah jarang. Berbeda dengan laki-laki zaman sekarang yang selalu berganti-ganti pasangan hanya bermodalkan kata “cinta”, padahal itu sebenarnya nafsu bukan hehehehe. Aku juga adalah orang yang cuek, tapi sebenarya aku peduli namun lebih tak memilih memperlihatkannya. Aku juga tak bisa menatap laki-laki secara langsung karena aku takut, jadi aku jarang sekali dekat dengan laki-laki termasuk teman sekelasku. Entah kenapa, tapi ya beginilah aku yang sebenarnya. Jadi jangan tanya soal pacaran ya.
            Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku tidak lagi mengikuti ekstrakulikuler RISMA semenjak kelas dua SMA. Namun aku masih sering bertemu Zidan di masjid, ya iyalah masjid sekolah kan hanya ada satu. Aku sangat menghargai perasaan seseorang kepadaku, tapi untuk pacaran aku tak pernah bisa dan tak ingin. Semakin dewasa aku semakin takut dan Zidan mengajarkan aku untuk mencintai dalam diam dan doa. Aku kira semuanya berakhir begitu saja, hampir dua tahun aku dan Zidan hanya bertemu di masjid, berpapasan namun tak saling bertegur sapa, hanya sedikit tersenyum sebab senyum kan ibadah. Terlihat bahwa Zidan mengalihkan pandangannya bahkan menundukkan wajahnya. Pastilah kalian tau, jika ada yang diam-diam menyukai kalian namun kalian pura-pura tidak tau, nah begitulah rasanya.
            Kenaikan kelas tiga, aku menjadi panitia dalam suatu organisasi dan menjadi pengawas ketika seleksi. Ternyata Zidan juga ada disana. Hari itu adalah hari dimana pertama kalinya Zidan berbicara kepadaku dan menatapku. Mungkin Zidan tidak menyukai aku lagi sebab sudah hampir tiga tahun.
            “butuh kertas tidak?,tanya Zidan kepadaku sambil menatapku.
            “hah, sini kali aja mereka butuh”jawabku.
Zidan mengulurkan tangannya sambil memberikan kertas itu kepadaku. Sungguh ucapannya “COOL” sekali. Aku tak mengira ia berani juga, mungkin karena sudah tak ada lagi rasa kepadaku.
            Aku jadi biasa saja, sebab aku tau diri. Setelah tiga tahun di SMA kami akhirnya berpisah. Aku sadar bahwa orang seperti Zidan tak pernah berharap kepada manusia, ia hanya percaya kepada ALLAH bahwa jika berjodoh pasti akan dipertemukan.
            Kami terpisah untuk menjadi pribadi yang lebih berguna untuk orang lain. Aku lulus di salah satu sekolah kedinasan, sementara itu aku tak pernah tau keberadaan Zidan. Aku menjalankan hari-hariku dengan kesibukan. Aku tak pernah memikirkan siapa orang yang aku sukai, bukan tidak normal tapi aku lebih memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Zidan mengajarkan aku untuk menjadi seperti itu. Aku beruntung sekali mendapatkan pelajaran yang sangat berarti.
            Empat tahun sudah aku menempuh pendidikan di sekolah kedinasan ini dan berhasil menyelsaikan tugas-tugasku dengan susah payah. Ketika wisuda aku, keluarga dan teman-temanku berfoto bersama sebagai momen bahagia yang langka. Keluarga adalah orang yang paling spesial di kehidupanku, bukan sosok laki-laki yang disebut pacar yang datang menghampiri aku dikala wisuda itu. Namun tak pernah ada yang menduga akan seperti apa takdir Sang Maha Kuasa, seorang laki-laki menghampiriku dan memberikan ucapan selamat atas keberhasilanku. Benar saja, ia adalah Zidan, bisa dibilang pengagum rahasiaku di waktu SMA dan kami bertemu dihari itu. Aku tak percaya bahkan aneh rasanya karena tak pernah ada komunkasi diantara kami sebelumnya. Rasanya aku bermimipi atas apa yang terjadi hari itu. Aku menangis terharu bahwa ada orang yang mencintaiku seperti itu dan penuh dengan keteguhan hati.
            “Selamat atas kesuksesan kamu ya, semoga apa yang kamu dapatkan menjadi berkah”, kata Zidan kepadaku.
            “Terima kasih untuk semuanya, aku tak pernah mengira akan seperti ini sebelumnya,”aku terharu menjawabnya.
            Zidan telah menjadi seorang pengusaha muda yang terbilang sukses, dan berani menemuiku. Dan berniat ingin menikahiku. Sungguh yang baik akan datang menghampiri jika kita terus-terus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan aku percaya ini sudah menjadi takdir Tuhan Yang Maha Esa. Aku bersyukur atas apa yang terjadi, higga ada yang mencintaiku seperti ini. Jadi, berhentilah mencari yang terbaik tapi jadilah baik maka akan kau temui yang terbaik untukmu.

Tuesday, November 13, 2018

[Cerpen Singkat ] Tak Selamanya hanya Menyimpan Rasa yang Tak Terbalaskan


Adakah Keajaiban itu ?

            Foto itu selalu kupandangi ketika aku mengingatmu. Entah kenapa rasa itu selalu menggebu didalam hatiku. Wajahmu selalu terlintas dibenakku. Aku selalu mengingatnya. Ya, aku ingat selalu tentang itu. Tentang apa yang membuatku diam membisu. Aku tersenyum sendiri di sepinya malam ini, lebih tepatnya tersenyum bahagia.
Kala itu aku masih duduk dibangku SMA, dimana aku pernah menaruh hati pada seseorang, namun hanya sebatas suka dan tak berani untuk diutarakan . Entah apa yang merasuki diriku saat itu, sebab aku telah menyukainya hampir selama 4 tahun. Sebelumnya aku sangat ingin mengatakannya. Bahkan, aku telah menyiapkan sesuatu untuk diberikan kepadanya dihari perpisahan. Bermaksud untuk menyampaikan segala isi hatiku. Tapi, pada akhirnya tak sesuai rencana. Aku membiarkannya pergi tanpa tahu isi hatiku padanya. Hatiku layu seketika, kami berpapasan namun aku tak sanggup untuk menyapanya. Bahkan untuk meminta sepotret fotopun tak bisa. Hanya teman-temanku yang berhasil mendapatkannya.
“Boleh minta foto gak leo ?”Tanya Mira temanku.
“Oh, iya boleh kok”jawab Leo.
“Makasih ya”jawab Mira.
Mira menatapku seraya ingin berkata “kamu mau foto juga gak Ovi?”. Tentu aku tidak mau. Keberanianku seketika lenyap, aku tak berdaya. Aku berusaha untuk merelakannya, meskipun sedikit perih.
            Sejak kejadian itu, aku berusaha untuk melupakannya. Tapi tidak untuk semua kenangannya. Lucu bila di ingat, sedikit menghibur dikala sepi. Memang tak sempat berfoto, namun entah dari mana muncul ide kreatif itu. Aku berusaha mengedit foto temanku bersama Leo dengan mengganti posisi itu menjadi aku. Sekarang hanya ada fotoku dengan Leo. Ini sungguh menggelikan, tapi tak salah bila dilakukan.
            Setelah kelulusan, aku mencoba mendaftar di beberapa univeritas. Hingga pada akhirnya aku mendapatkan sebuah Universitas di Yogyakarta . Seperti selayaknya mahasiswa baru, tentu harus mencari teman baru, berkenalan ya begitulah. Hari-hariku biasa saja. Hingga suatu ketika itu dikampus,
            “Ovi, mau ikut gak?” (tanya teman baruku, Ina).
            “eh, kemana dulu nih?” (tanyaku).
            “itu kesana, kan ada tournament futsal”(jawab ina).
            “Boleh juga nih, buat hiburan sedikit. Ayo...” (jawab aku)
Sampailah kami dilapangan futsal dimana tournament dilaksanakan. Aku memperhatikan para pemain futsal itu. Memang sedikit tak jelas, terlebih mataku minus. Tiba-tiba seorang pemain futsal mendekat dan sepertinya aku megenalinya. Tak salah lagi memang benar aku mengenalinya. Dia adalah Leo Ahdana, orang yang pernah aku sukai waktu itu. Semula aku tak percaya, tapi itu benar. Dunia ini memang sangat sempit. Selesai tournament Leo menhampiriku.
            “Hei, kamu Friska Ovita kan temennya Mira waktu SMA?” (tanya Leo)
            “ehh iya, kok kamu tahu namaku ?” (aku bingung).
            “ya taulah, kan kamu temennya Mira” (jawab Leo santai).
            “ gak nyangka ya kita bisa sekampus”(kataku kepada Leo).
            “minta nomor whatssap kamu dong Ovi” (Kata Leo sambil menyodorkan handphone nya).
            “ ohh iya iya sebentar”.
            “ yaudah aku kesana lagi ya, nanti aku wa kamu”.
Aku terdiam. Apakah aku hanya bermimpi. Leo, orang yang tak pernah aku sapa sebelumnya ternyata dia yang menyapaku bahkan mendekatiku. Jantungku berdegup kencang, tanganku berkeringat. Inikah tandanya bahwa aku masih mencintainya.
            Sepulang kuliah aku langsung mandi dan bergegas untuk tidur. Tiba-tiba handphoneku berdering, ada nomor baru yang mengirimkan pesan. Ternyata itu benar-benar Leo. Aku tak habis pikir, ini benar-benar terjadi.
            “hai Ovi, ini aku Leo. Disimpan ya nomor whatssapku”.
            “kirain siapa, aku lupa. Iya udah aku simpan”.
Aku tak bisa tidur, terlepas dari apa yang terjadi hari ini benar-benar tak terduga. Aku pikir waktu perpisahan itu adalah hari terakhir aku bertemu Leo. Namun, tak ada yang tau seperti apa takdir nantinya. Aku merasa senang bisa dekat dengannya sekarang.
            Keesokan harinya dikampus. Aku sedang mengerjakan tugas di kantin sambil mencari inspirasi. Seketika ada suara memanggil namaku. Ternyata itu Leo.
            “oh kamu, kirain siapa.”
            “iya kebetulan aja ketemu dikantin nih”
            “emangnya ada apa ya?” (tanya aku kepada Leo)
“Besok kan hari sabtu, gimana kalo kita jalan-jalan aja. Aku belum keliling Yogyakarta nih” (pinta Leo).
“Boleh-boleh aja sih, tapi kalo tugas aku udah selesai ya. Tapi sebentar lagi juga udah”.
“Oke nanti kabarin aja gimana ya” (kata Leo)
Malam harinya, Leo whatssap aku dan membahas semua perbincangan dikantin. Setelah lama berdiskusi, kami sepakat untuk pergi besok pagi. Aku senang sekali bisa dekat dengannya, aku tak berharap banyak tentang perasaan Leo padaku. Dengan berada bersamanya saja sudah cukup membuatku bahagia. Aku tak pernah meminta lebih, karena itu sudah lebih dari cukup.
            Sabtu pagi, ada mobil hitam didepan kosanku. Ternyata itu Leo. Leo benar-benar menjemputku, untung saja aku sudah siap dan segera bergegas keluar menghampiri Leo.  Kemudian kami meminta izin kepada ibu kost sebelum pergi. Leo orangnya baik, jadi aku percaya kepadanya bahwa dia tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Kami segera masuk kedalam mobil dan memulai perjalanan kami.
            Perjalanan pertama kami menuju ke Candi Prambanan. Kami menyusuri setiap sisi candi. Aku masih malu-malu berjalan dengan Leo karena aku tidak begitu dekat sebelumnya.
            “Ovi sini aja gak usah jauh-jauh, deketan aja”.
            “Aduhh...”(aku terjatuh).
            “ehhh Ovi kamu kenapa?”(Leo berlari mendekati aku).
            “Aku tadi gak fokus, jadi jatuh deh. Aduhh bodohnya aku ini” (sesalku).
“kan udah dibilang tadi, deket aku aja. Jadi gini kan, udah ayo naik kepunggung aku”(perintah Leo sambil menyodorkan punggungnya).
Aku berusaha menolak sebisa mungkin, tetapi tetap tak bisa. Leo memaksa aku untuk naik ke punggungnya. Mau tak mau aku harus melakukannya hingga kami tiba di parkiran. Kami langsung masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Di mobil aku merasa sangat canggung. Diam-diam aku memperhatikannya ketika mengendarai mobil. Leo memang anak yang baik, tak salah jika aku menyukainya sedari dulu.
            Tibalah kami di Pasar Malioboro. Kami berkeliling mencari sesuatu yang unik. Leo mengajak aku untuk duduk dibangku dekat halte sambil mengambil beberapa foto. Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan terakhir kami yaitu ke Pantai Slili yang berada di lereng Gunung Kidul. Karena hari sudah sore, kami ingin melihat matahari terbenam disana.
            Tibalah kami di perjalanan terakhir kami, yaitu pantai. Aku segera berlari ke tepi pantai, sementara Leo masih sibuk mengambil foto. Setelah aku bermain air sendiri, Leo datang menghampiriku dan berdiri menghadap matahari terbenam.
            “Aku suka kamu Ovi, aku nyaman sama kamu” (kata Leo).
            “Maksud kamu apa?” (tanyaku kepada Leo).
            “iya aku mau kamu lebih dari sekedar teman biasa” (kata Leo).
“sebenarnya aku udah hampir 4 tahun ada rasa sama kamu, tapi aku tau diri kok. Jadi aku lebih baik memendamnya saja daripada aku malu nantinya” (aku berterus terang).
“benarkah itu Ovi, sebegitunya perasaanmu padaku sampai-sampai aku tak pernah tahu” (sesal Leo)
“Kamu tak salah, aku yang bodoh karena mencintai sepihak saja sedari dulu.”
“Jadi, apakah kamu mau menerimaku sekarang Ovi?”
“kenapa tidak jika hal itu bisa membuat kita bahagia.”
Setelah menikmati sunset yang indah, Leo segera mengantarku pulang. Diperjalanan aku tertidur dengan memeluk badan, sebab udara terasa sangat dingin. Leo melihat ku dan segera mematikan AC mobilnya. Leo melepas jaketnya dan menyelimutiku. Aku tak menyangka bahwa Leo akan bersikap seperti itu.
Hari itu adalah hari yang tak terduga bagiku. Aku tak pernah menyangka bahwa akan seperti ini akhirnya. Meskipun baru beberapa hari Leo bertemu denganku, tak kusangka dia juga menyukaiku. Penantianku selama ini terbalas, tak sia-sia waktu empat tahunku. Rasanya masih seperti bermimpi saja. Namun siapa sangka bahwa semuanya akan benar-benar menjadi kenyataan. Dari semua ini aku belajar bahwa keajaiban itu akan selalu ada, jika kita percaya dan tak lelah untuk menunggu.

*************






Thursday, September 14, 2017

Cinta Biasa atau Binasa ?



 Shouldn’t I Stop Loving Him ?
(Haruskah Aku Berhenti Mencintainya ?)
Waktu terus berjalan, hari demi hari berlalu dan Aurelia Ovita panggil saja “Ovi” masih saja belum menemukan seseorang yang bisa menjadi sesuatu untuknya. Setiap hari hanya bergurau bersama teman seperjuangan. Waktu itu Ovi masih duduk dikelas 3 SMP, ya begitulah kesehariannya hanya menuntut ilmu dan menghabiskan waktu bersama teman-teman konyolnya. Selayaknya remaja, mungkin Ovi adalah salah satu remaja yang cuek dengan perasaan karena ia belum menemukan seseorang yang ia inginkan sama sekali. “JONES” mungkin salah satu gelar yang sering dilontarkan kepada para jomblo. Tapi tentu saja hal itu bukan masalah untuk Ovi. Banyak remaja yang berpacaran selayaknya suami-istri seakan-akan mereka adalah jodoh abadi yang tak akan terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dikelasnya ada dua pasang remaja yang seperti itu, bukannya iri tetapi itu adalah hal yang menjijikan jika melihatnya.
Setelah lama tidak memiliki perasaan kepada seorang laki-laki akhirnya Ovi menemukannya. Hal itu berawal dari pertemuan yang tidak disengaja. “DI TEMPAT LES” ya disanalah Ovi menemukan perasaannya. Ntah kenapa Ovi tertarik padanya. Ia selalu memperhatikannya dan merasa senang jika harus pergi untuk les matematika. Ando namanya. Ovi adalah seorang jomblo yang berhasil jatuh cinta. Akhirnyaaa...
Sejak saat itulah hidupnya terasa lebih berwarna. Mencoba mencari sosmed Ando dan menjadi stalker. Ia tidak pernah bercerita kepada siapapun karena pasti temannya akan memberitahukan pada semua orang. Ovi cukup memendamnya sendiri. Ovi hanya bisa menjadi pengagum rahasia. Memandangi secara diam-diam, sungguh itu adalah hal yang tidak menyenangkan.
Hingga suatu hari ada orang yang memberikan kejutan kepada Ando karena hari itu ia berulang tahun.
“Selamat ulang tahun ya Ando”, ucap kekasih Ando seraya membawakan kue.
“Iya, makasih banget ya”, jawab Ando.
 Betapa terkejutnya Ovi melihat semua itu. Ternyata orang yang ia sukai telah dimiliki oleh orang lain. Hatinya menangis tetapi harus tetap tegar dan Ovi berkata dalam hati seraya memandangi Ando dengan pacarnya,
“Kenapa aku harus sedih? Sadar kamu itu cuma orang yang gak berani deketin dia dan harus nerima kenyataannya dong. Dasar Ovi kamu bodoh!!”
Ovi langsung meninggalkan tempat les dengan perasaan hati yang tidak karuan.
Setelah kejadian itu, Ovi berusaha cuek dengan perasaannya dan dengan rela hati menerimanya. Ovi galau sejadi-jadinya karena tak tau harus bagaimana. Hari-harinya kembali datar seperti semula dan tambah parah karena ditambah rasa kegalauan. Hingga akhirnya Ovi pun lulus dari SMP dan masih belum bisa melupakan Ando. Berusaha melupakan tapi tak terlupakan.
*******************

Tahun ajaran baru dimulai. Ovi mendaftar ke SMA tak jauh dari SMP-nya dulu. Setelah proses penjenjangan, Ovi diterima di SMA itu. Ovi  mengikuti tes seleksi jurusan dan diterima di jurusan IPA. Sebelumya ada rangkaian kegiatan OSIS yaitu MOS (Masa Orientasi Siswa). Pada saat baris pergugus ternyata Ando berada digugus sebelah Ovi. Ovi terkejut serta tak menyangka kalau Ando  akan masuk ke SMA yang sama dengannya.
“Apakah ini semua sudah menjadi ketetapan? Ando ada disini? Apakah ada sesuatu dibalik semua ini? Arghhhh.. Ini hanyalah kebetulan belaka sudahlah Ovi!!”
Ovi pasrah dan berharap perasaannya terhadap Ando akan segera berakhir. Mata Ovi tak bisa lepas untuk memperhatikannya walaupun hatinya mencoba menolak. Ando memang tak pernah mengenal Ovi dan bagaimana mungkin Ando bisa tau kalau Ovi menyukainya sementara Ovi tak memperlihatkannya.
Pelaksanaan MOS berakhir, saatnya pembagian kelas.,Ovi masuk ke kelas IPA 2 dan Ando masuk ke kelas IPA 5. Ovi bersyukur karena tak sekelas dengannya tetapi malah sahabatnya yang berada disatu kelas yang sama dengan Ando. Ovi masih saja curi-curi pandang dan tak bisa menutupi perasaannya dengan memperhatikan Ando secara diam-diam.
Saat pergi kesekolah Ovi melihat Ando dengan pacarnya yang waktu itu memberikan hadiah dihari ulang tahun Ando, pergi sekolah bersama dengan saling beriringan motor. Sungguh hal itu seperti mengulang kembali kejadian waktu itu yang membuat perasaan Ovi galau.
“Ternyata mereka masih tetap bersama, sungguh bahagianya mereka saling tersenyum tanpa tersakiti”
Ovi menyerah karena ia tak akan bisa melupakakan Ando. Ovi mau tak mau harus melihat kejadian apa saja yang terjadi karena ia belum berani mengatakan hal yang sebenarnya.
Sampai suatu ketika mereka bertemu tak saling kenal. Begitu bodohnya Ovi harus berpapasan tanpa bertegur sapa.
“Ayolah Ovi kamu harus berpegang teguh untuk menyembunyikan perasaanmu, jangan lihat dia, jangan lihat dia, jangan tatap matanya, menunduklah”. Kata Ovi dalam hati.
Ya, Ovi memang tak mau memberitahukan perasaan yang sebenarnya karena ia takut kalau Ando pasti akan membencinya dan ilfeel melihat Ovi. Ovi mempunyai rencana untuk mengubah dirinya agar ia berani mendekati dan mengungkapkan perasaannya kepada Ando. Dan selama itu pula Ovi harus tersakiti karena ia yang menginginkannya.
Ovi tak pernah berani bila diajak masuk ke kelas sahabatnya karena itu kelas Ando juga. Ntah mengapa padahal tak ada yang tau perasaan Ovi. Dan kesempatan berharga Ovi adalah ketika ia bisa bebas memandangi Ando tanpa ada yang mengetahuinya. Karena Ovi berpikir memendam sendiri itu lebih aman.
            Terdengar kabar bahwa Ando mengakhiri hubungan dengan pacarnya itu. Hati Ovi pun senang walaupun tak bisa memiliki, setidaknya Ando tak terikat oleh sebuah hubungan lagi. Tetapi lagi-lagi harapan Ovi terputus karena suatu hal.
            “Lagipula mungkin Ando tak akan menginginkan aku, orang yang tak pernah ia harapkan karena aku hanya perempuan biasa tak menarik dimatanya”
******

            Lama menunggu, ternyata Ando sudah memiliki kekasih baru. Cantik dengan wajah blasteran. Ovi layu lagi. Ovi yang sebelumnya senang kembali terpuruk lagi.
            “Kali ini pacarnya cantik, sepertinya aku jauh darinya. Ya sudahlah nanti juga dia putus kok, mendingan aku yang gak pernah putus-putus.”pikir Ovi.
            Ovi tak pernah melihat Ando dan pacarnya yang kali ini jalan berdua, tapi mungkin hanya ovi saja yang tak melihatnya. Ehhh tak lama mereka putus, entah mengapa dan apa alasannya Ovi tak tau pasti.
            Dan Ando kembali jomblo untuk yang kedua kalinya. Meskipun yang Ovi tau hanya dua mantan pacarnya dan mungkin lebih dari itu. Tapi Ovi tetaplah Ovi yang selalu menutupi bagaimana perasaannya yang sebenarnya.
            Liburan kenaikan kelas pun tiba dan disaat itulah Ovi tak pernah bisa lagi melihat Ando selama liburan.
                                                            *******************



            Hari pertama masuk sekolah, Ovi langsung mencari Ando dari kejauhan. Ya maklum Ovi hanya bisa memandangi dari kejauhan. Terlintas pikiran dihati Ovi untuk menulis agenda kapan ia bertemu dengan Ando dan hal itu dimulai dari bulan Agustus 2016.
            Minggu,14 Agustus 2016 aku melihatmu setelah beberapa hari tak melihatmu. Saat berjalan aku agak susah karena kakiku sakit. Dan sepertinya kau melihatku. Tetapi mungkin hanya perasaanku saja.
            Senin,15 Agustus 2016  aku mencarimu, kenapa ketika teman-temanmu berjalan kau tak ada, aku pasrah, tetapi akhirnya kau muncul dibelakang mereka dan aku merasa senang. Dan di siang itu kau juga sholat dan aku senang melihatmu.
            Selasa,16 Agustus 2016 hari ini aku melihatmu sholat, selesai sholat aku melihat kakimu sakit sehingga berjalan kesakitan seperti aku dihari Minggu,14 Agustus 2016
            Rabu,17 Agustus 2016 Ketika acara dekorasi Bazar disebelah kiri stan kami ada kau yang sedang meletakkan bambu dan ternyata stan kita bersebelahan.
            Kamis,18 Agustus 2016 Aku melihatmu di stan, kau sedang membongkar stan, aku memperhatikanmu secara diam-diam. Hari itu juga kau mengikuti lomba panjat pinang. Aku memperhatikanmu ketika berbicara “Oh, I see a handsome boy”
            Jumat,19 Agustus 2016 Sepulang dari toilet aku melihatmu keluar ingin pulang, setidaknya aku melihatmu hari ini.
            Sabtu,20 Agustus 2016 aku melihatmu sholat di masjid, sekedar melihatmu selalu hanya di masjid.
            Minggu,21 Agustus 2016 aku membuka instagrammu pada malam hari aku terkejut melihat komentar di fotomu, aku buka instagram wanita itu tak lama setelah itu ia mengupload foto bersamamu. Dalam hatiku berkata “begitu mudahnya ia mendapatkanmu”. Aku tak bisa tidur terlebih hari itu aku juga sakit. Sakit ragaku sakit pula hatiku.
            Senin, 22 Agustus 2016 paginya aku melihatmu melintasi ruang kelasku, meskipun hanya sekejap. Siangnya entah kenapa aku tak melihatmu melainkan aku melihat gebetan/kekasihmu. Aku berusaha untuk biasa saja.
            Selasa, 23 Agustus 2016 Kita papasan dan aku mengalihkan pandanganku dengan pura-pura melihat jam tanganku.
            Rabu, 24 Agustus 2016 Aku tak bertemu kamu, melainkan hanya melihatmu didepan teras kelas. Oh iya kau sekarang sudah milik seseorang. Semoga kalian bahagia. Tenang saja aku masih setia disini sebagai penonton yang menyaksikan kapan kamu jadian dan kapan kamu putus. Maaf jika kau merasa jijik karena disukai oleh orang sepertiku karena ini perasaanku yang tak bisa kau salahkan.
            Kamis,25 Agustus 2016 Kita bertemu waktu pertukaran kelas saja. Kurasa Tuhan memang tidak mengizinkan aku bertemu denganmu.
            Jumat,26 Agustus 2016 Kita bertukar kelas lagi. Pulang sekolah kita papasan Kaila menegur tapi aku bersikap biasa saja seakan tak melihatmu.
            Sabtu,27 Agustus 2016 Waktu sholat zuhur aku bertemu pacarmu, ia mengatakan sesuatu kepada temannya “coba kamu lihat Ando sholat gak? ” Aku tak sengaja keluar dan melihat kebawah dan ada kamu.
            Namun Ovi menghentikan kebiasaan menulisnya itu dan menganggap hal itu sia-sia.
            “Untuk apa sih ngelakuin hal yang udah pasti sia-sia, mau ditulis sampai berlembar-lembar juga gak ada gunanya, karena kamu  tetap jadi pengagum rahasianya selamanya dan lagian udah pasti kalo perasaan kamu itu gak akan pernah dibales”Kata Ovi kesal.
            Ovi sabar dan udah kebal dengan info-info siapa pacarnya dan sampai putus sama pacarnya. Dan ketika hari ulang tahun Ando 17 September, Ovi melihat wanita untuk kedua kalinya yang merayakan ulang tahun Ando. Mereka terlihat bahagia. Ovi sangat kesal kenapa ia tidak bisa menghilangkan perasaannya itu.
Pernah suatu hari Ando dan pacarnya pergi kesekolah berdua dengan motor Ando. Pada waktu itu Ovi mau menyebrang melewati zebra cross dan sialnya Ovi melihat mereka tepat dihadapannya dengan wajah mereka yang sedang tertawa bahagia.
            “Oh Tuhan, kenapa kau patahkan lagi hatiku?? Kenapa harus sekarang?? Dan kenapa harus aku??”Rintihan Ovi.
            Tetapi tak lama setelah itu terdengar kabar mereka putus. Dan Ovi tak perduli lagi dengan Ando karena ia bosan dan lelah dengan ketidakpastian ini.
            “Menunggu itu menyakitkan ya karena kamu harus rela melihat orang yang kamu cintai  bahagia dengan orang pilihannya.”Kata Ovi pasrah.
             Perasaan Ovi memang lebih dari sekedar suka tetapi Ovi menyerah karena ia menyadari bahwa menunggu hal yang tidak pasti itu adalah hal yang sia-sia.
                                                                        *********
            Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau
Meski kau takkan pernah tau...........
Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan
            Kau buat remuk seluruh hatiku
            Lagu-lagu galau yang mewakili perasaan Ovi diputar berulang-ulang, dan Ovi ikut menyanyikannya. Ovi terlihat seperti orang depresi. Setiap hari Ovi melihat foto di instagram Ando. Ia tak berani untuk memfollownya karena takut dan belum mempunyai nyali.
            “Kenapa menyukai orang harus dengan cara yang seperti ini. Dan kenapa harus jatuh cinta?. Dan bisanya cuma liat fotonya di instagram. Untungnya gak di lock. ” kata Ovi seraya memandangi foto Ando.
            Tetapi cinta tak pernah salah walaupun selalu tersakiti. Itulah Ovi yang tetap setia menunggu Ando hingga bisa melupakkannya entah kapan tak tau pasti. Hanya melihatnya sejenak akan sangat menyenangkan perasaan Ovi. Meskipun harus berusaha tegar walaupun akan sangat terpukul.
            “ Tuhan, haruskah aku berhenti mencintainya?”
            “ Haruskah aku menjadi orang yang tersakiti terus menerus?”
            “ Kenapa terus begini?”
            “ Sampai kapan?”
            “ Aku hanya bisa memohon karena aku tak mengetahui apa rencana-Mu”
            Ovi berusaha cuek dengan perasannya selama beberapa hari tetapi tetap saja tak bisa melupakannya. Hari-hari di sekolah Ovi biasakan untuk sekedar melihatnya saja tanpa memikirkannya terlalu lama.
Kali ini Ando belum menemukan siapa pacar barunya atau ia belum bisa move on dari mantannya terakhir kali. Mungkin ia sedang dekat dengan seseorang atau bahkan telah memiliki pacar baru tetapi secara diam-diam.
Aurelia Ovita memiliki seorang teman yang ia percayai yaitu Anira. Ovi selalu bercerita dengannya. Ovi tak memberitahukan perasaannya kepada sahabatnya tetapi malah dengan Anira. Anira pernah chattingan dengan Ando sedangkan Ovi tak pernah sekalipun. Meskipun hanya menanyakan tugas sekolah.
“Aku suka dia sejak SMP sih”kata Ovi.
“Sampai sekarang?”tanya Anira.
“Ya begitulah”jawab Ovi pasrah.
“Kalo kamu gak mau mencoba untuk mendekatinya, sepertinya gak bakal kesampean.”kata Anira.
“ Ya udahlah biarin” kata Ovi.
                                                            ********
            H-1 ulang tahun Ovi. Terlintas di pikiran Anira untuk meminta Ando berfoto bersama secarik kertas bertuliskan nama Ovi. Meskipun sangat susah untuk menyuruhnya dan memerlukan bantuan dari teman-temannya tetapi akhirnya berhasil didapatkan.
            Tibalah hari ulang tahun Ovi. Anira mengirimkan foto itu kepada Ovi serta memperlihatkannya. Betapa terkejutnya Ovi dengan apa yang dilakukan temannya. Ovi panik karena Ando pasti akan mengetahuinya. Ovi bingung harus bagaimana. Ia sangat marah dengan Anira. Sejak saat itulah Ovi tak berani jika bertemu Ando dan berusaha menghindarinya.
            Bulan November telah berlalu, selamat datang bulan Desember. Bulan dimana Ovi dan teman-temannya disibukkan oleh tugas-tugas serta Ulangan Semester 1. Selama ulangan Ovi tidak terlalu memikirkan Ando dan hanya beberapa kali melihatnya.
            Setelah ulangan diadakan persari, yaitu agenda wajib persemester. Waktu itu Ovi dan teman-temannya belanja dikantin dan berbincang-bincang cukup lama. Tiba-tiba Ando datang untuk berbelanja juga. Ovi berusaha menutupi perasaan senangnya tetapi 3 orang temannya mengetahui orang yang Ovi suka itu. Dan Ovi pasrah. Ando bolak-balik kekantin dan duduk didepan dan kebetulan mengarah ke Ovi. Ovi sangat panik dan beusaha untuk biasa saja. Dan tak disangka Ando duduk dibelakang Ovi untuk menghabiskan mie instan pesanannya. Ovi berusaha tenang dan hingga akhirnya Ando pergi. 
**********
           
Remedial, ya Ovi menyelesaikan satu remedialnya. Pelaksanannya bebas tidak terlalu dikendalikan oleh guru. Sehingga anak kelas lain berbondong-bondong menanyakan jawabannya ke kelas Ovi. Terlihat dipintu Ando memasuki kelas Ovi dan menanyakan jawaban kepadanya. Ovi terdiam.
            “ Ia bertanya kepadaku tetapi aku malah tak menjawabnya”, sesal Ovi.
            Hingga tibalah classmetting, kegiatan yang biasa dilakukan setelah ulangan selesai. Hari itu acara goyang heboh. Sebelum penampilan kelas Ovi,ada beberapa kelas yang tampil. Ternyata itu adalah kelas Ando Ahdana. Ovi terus memperhatikan Ando. Hingga mata mereka bertemu. Sungguh bahagiannya Ovi. Hari itu keberuntungan Ovi bisa melihatnya dari dekat.
            Tibalah hari pembagian rapot siswa. Ovi sengaja untuk datang siang. Ketika datang Ovi langsung berbaris paling belakang bersama temannya. Tiba-tiba dua orang teman Ovi menghampiri Ovi serta berkata,
            “Oh pantesan kamu mau baris dibelakang, ternyata ada doi”, kata Anira.
            “Hah??? Emang iya? Sumpah gak tau”, jawab Ovi kaget.
            Mungkin hari itu adalah hari terakhir Ovi bertemu Ando dan mungkin juga Ovi akan bisa bertemunya lagi setelah liburan usai.
            Selama liburan Ovi lebih banyak berdiam diri dirumahnya dan melihat instagram Ando. Betapa terkejutnya Ovi ketika melihat caption Ando.
            “Aku udah ada kamu terus aku harus minta apalagi sama Tuhan?”           
            Ovi pun sudah terbiasa dengan hal ini. Tetapi Ovi bingung kenapa Ovi terus memikirkannya padahal Ovi sering disakiti walaupun sebenarnya Ando tak bersalah.
            Ya begitulah cinta. Ovi ingin berhenti karena bosan, sangat-sangat bosan. Dan Ovi berniat untuk mencoba lagi melupakannya.
            Seiring berjalannya waktu Ovi telah berusaha melupakannya, tetapi semakin ingin dilupakan Ando selalu terlihat mengagumkan dimata Ovi. Dulu sewaktu tak bersekolah disatu sekolah yang sama, perasaan Ovi masih bisa terbendung tetapi kenapa sekarang tak bisa dan semakin sulit. Sampai-sampai bermimpi tentang Ando dengan alur cerita yang aneh.
**********
           
Beberapa bulan berlalu, sepertinya Ovi telah berusaha membuang jauh-jauh pikirannya tentang Ando. Ovi sadar dan sangat-sangat sadar bahwa cinta hanya membuat kita kesakitan apabila kita tak bisa bersamanya. Selama ini Ovi berusaha setia terhadap persaannya. Walaupun Ovi masih menyimpan perasaannya itu. Untuk sekarang mungkin yang kesekian kalinya Ovi mendengar kabar bahagia Ando dan pasangan barunya. Tapi Ovi biasa saja karena ia hanya fokus menjaga perasaannya dan menunggu kapankah akan hilang perasaannya itu.
            Teman curhat jauh Ovi telah pergi untuk mengejar cita-citanya, padahal mereka bisa membuat hati Ovi senang walaupun sebenarnya luka. Mereka telah menjadi kakak untuk Ovi yang bisa dewasa dalam memberikan saran kepada Ovi. Mungkin mereka akan bertemu saat mereka telah sampai di titik kesuksesannya.
            Karena masa SMA adalah masa mencari jati diri, berlomba-lomba untuk menampilkan dan mendapatkan yang terbaik. Mungkin Ando adalah salah satu dari mereka. Mengejar cinta hingga mendapatkannya. Memiliki pacar mungkin adalah trend di era sma. Tapi pandangan Ovi lain, mereka yang pacaran hanyalah bahagia untuk sementara setidaknya mereka telah mencatat sejarah di masa sma.
            “Aku tak iri dengan mereka yang disetiap sudut aku menemukannya, mungkin mereka bahagia dengan cara mereka, aku juga punya sejarah bahwa aku berhasil setia dengan perasaanku selama hampir 4 tahun walaupun aku tak tau apakah perasaanku akan sama hingga 1 tahun kedepan”.
*************

            Februari, acara league digelar. Pada saa inilah Ovi melihat keahlian Ando di bidang olahraga terutama futsal. Ovi tak mau berpikir panjang setidaknya hanya melihat Ando sebentar itu sudah cukup.
            Februari, Maret, April, Ovi hampir sedikit lagi berhasil melupakan Ando. Usaha yang dilakukan Ovi , sedikit lagi mencapai keberhasilan terlebih kelas mereka sekarang terletak di ujung deretan kelas.
            “Syukurlah, aku bisa tenang dan Akhirnya Tuhan membantu aku untuk melupakannya”, ucap senang Ovi dalam hati.
            Tetapiiiiii...........tak disangka-sangka tahapan move on yang tinggal 1% lagi mendadak gagal. Ibarat download sesuatu yang udah lama nunggu dan udah 99 % tapi gagal begitu saja. Gara-gara hal kecil.
*ketika jalan santai sore*
            Ovi berjalan santai dengan membawa botol minum ditangannya. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat seseorang yang berparas seperti Ando datang menghampiri Ovi.
            “Hah itu sepertinya Ando, eh iya bukan sih” sambil mengusap matanya seolah tak menyangka.
            “Kuat banget yaa”ucap Ando sembari melihat kearah Ovi.
Ovi hanya menundukkan kepala karena malu dan menurut istilah remaja itu “SALTING” Salah Tingkah. Perasaan senang dan malu bercampur aduk dalam diri Ovi. Tetapi hal itu akan menjadi sejarah baru dalam kehidupan remaja Ovi.
            Mungkin hal itu adalah hal terakhir yang diingat oleh Ovi. Bulan Mei, Juni, Juli akan terasa datar karena Ovi mungkin berusaha untuk melupakan Ando. Ovi harus lebih fokus untuk memikirkan masa depannya karena Ovi telah naik ke kelas 12 yang mana hanya tersisa beberapa bulan lagi untuk bersekolah. Masa depan Ovi sudah berada didepan gerbang sebuah pintu kesuksesan. Ovi berpikir bahwa sudah cukup lama ia memikirkan Ando dan sudah banyak waktu terbuang sia-sia. Sekarang ia hanya fokus untuk memikirkan masa depannya saja.
            Kisah ini belum berakhir, dan kita tidak tau bagaimana perasaan Ando kepada Ovi apabila ia mengetahui yang sebenarnya. Apakah Ovi akan diacuhkan ataukah perasaan Ovi akan terbalaskan.....................................................................................................(bersambung





“Jika kamu membaca cerita ini, saya tau kamu mungkin akan sangat membenci saya ataupun merasa sangat tidak nyaman. Saya menulis ini karena hal inilah yang dapat saya lakukan agar dapat menyampaikan perasaan saya kepada kamu selama ini. Kamu boleh menghindar ataupun saya yang akan pergi jauh dari kamu. Tenang saya akan berusaha melupakan kamu dan juga saya akan pergi jauh dan kita mungkin tidak akan pernah bertemu lagi, jadi kamu akan merasa tenang . Saya hanya ingin cerita yang sudah saya tulis selama ini bisa dibaca oleh orang yang bersangkutan secara langsung. Selamat Tinggal semoga kamu dan saya akan menjadi orang yang sukses. Terimakasih karena kamu telah  ingin membacanya, walaupun ini hanya sekedar susunan kata yang mudah terhapus tetapi perasaan yang telah bertahun-tahun akan sulit terlupakan. Tapi tenang aku akan berusaha!!! ”




~FERIZUKA~